Rabu, 01 Agustus 2012

Sejarah Klub

Berdirinya klub:


Pada tanggal 30 Juli 1997 di cileungsi di saat itu sawah masih banyak melimpah tidak seperti sekarang yang di kalahkan pabrik yg menjalar, di pagi hari sawah memang menjadi ladang meraih rejeki untuk petani tapi di sore hari sawah seakaan menjadi ladang kebahagian bagi kedua orang pemuda yaitu: M. Ervirdi Rahmat bersama Bahana Jagat Patria, seperti biasa mereka berdua bermain sepakbola di bawah kesederhanaan dengan gawang bambu dan batas garis wilayah tak menentu, tapi itulah sepakbola olahraga yang membuat kebahagiaan, kesedihan, permusuhan, hingga kekeluargaan semuanya bisa dihasilkan oleh permainan terbaik di dunia ini. karena sangat menyukai sepakbola mereka berdua mulai berdiskusi untuk membentuk klub kecil-kecilan atau bisa di katakan semi profesional yang nantinya bisa menembus Liga Profesional, melalui obrolan kecil itu lama-lama menjadi serius dan semakin serius, maka pada tanggal 12 September 1997 mereka berdua membentuk “Persatuan Sepakbola Ksatria Cileungsi Bogor Timur”, kemudian di tahun 2006 berganti nama menjadi Central Ricefield Cileungsi F.C. karena alasan penanaman modal Tony Smith pemilik saham terbesar Central Coast Mariners F.C. (otomatis klub bekerjasama dengan tim Australia Central Coast Miranes F.C.) namun pengambilan nama Central Ricefield Cileungsi F.C. tidak menyalahi sejarah, di mana awalnya klub terbentuk di sawah. di tahun itu di kenal sebagai "Football Comeback to History For Making A History".


Perjuangan Klub:


Perjuangan klub untuk bisa masuk ke kompetisi negri ini begitu sulit bahkan untuk masuk Nasional Pro2 saja butuh waktu sekitar 9 tahun, dari tahun 1997 klub berada di papan tengah liga amatir tapi seperti yang di jelaskan tadi di tahun 2006 klub bisa sampai ke Nasional Pro2 setelah sebelumnya berkutat di liga amatir, di musim pertama berlaga di Nasional Pro2 klub mampu menjadi runner up, otomatis di tahun berikutnya berlaga di Nasional Pro2, di tahun 2007 Central Ricefield Cileungsi F.C. berlaga di Nasional Pro1 dan ini membuat Tony Smith selaku Investor sangat senang dan akhirnya membiayai besar-besaran klub, supporter di tiap pertandingan pun kian membludak, sell outs stadium hampir di setiap pertandingan kandang, dan inipun berdampak bagus untuk klub, pertama kalinya Central Ricefield Cileungsi F.C. berhasil masuk ke Divisi Pratama kompetisi satu level di bawah Liga Utama Indonesia, kompetisi yang di impikan seluruh supporter, investor, dan semua yang berkaitan dengan klub.



Era Krisis Dan Keterpurukan: 


Di tahun 2010 menjadi tahun krisis dan keterpurkan bagi klub, banyak bintang yang meninggalkan klub, krisis keungan akibat saham yang melemah, dan lain-lain membuat klub yang tadinya sudah bisa berlaga di Divisi Pratama harus kembali ke Nasional Pro2 di tahun 2011 karena persyartan yang tidak membolehkan neraca keuangan turun secara drastis. akhirnya akibat krisis dan keterpurukan itu klub pun di ambil alih oleh keluarga Adiyasa, yang membuat keputusan besar yaitu mengembalikan M. Ervirdi Rahmat dan Bahana Jagat sebagai Direktrur Tehnik setelah sebelumnya di tahun 2006-2010 hanya menjadi pengurus saja, kini keduanya di kembalikan untuk terjun langsung membina klub, kini di tahun 2012 klub siap memverifikasikan diri dan kembali berjuang menuju Liga Utama Indonesia!




Sejarah Logo Klub:


Logo Klub sudah sering mengalami transformasi besar-besaran sejak pertama kali lahir tercatat sudah 3 kali berganti lambang kebesaran klub.


berikut ini logo klub dari masa ke masa:


1.

Ini adalah lambang klub ketika pertama kali klub di buat namanya pun masih Ksatria Cileungsi, berlambang kuda menyimbolkan bahwa klub yang sedang mengejar prestasi, mencetak sejarah, fokus melihat kedepan saat berlari tanpa sekalipun melihat kebelakang. logo ini di gunakan dari tahun 1997-2005.

2.

Pada tahun 2006 klub mengganti nama menjadi Central Ricefield Cileungsi F.C. dan Heineken sebagai  sponsor saat itu ingin merubah logo tim mirip seperti logo mereka, namun mendapat protes dari supporter karena klub harus mempunyai lambang sendiri, harus berbeda dengan sponsor karena klub mempunyai sejarah dan sejarah tidak akan bisa di beli oleh uang sponsor! akhirnya klub mengganti lambangnya sebulan kemudian, dan pihak Heineken membatalkan rencana mensponsori klub.

3.

Logo ini di pakai untuk mengantikan logo sebelumnya yang banyak menuai protes, adapun kesamaan dengan logo Central Coast Mariners F.C. di karenakan keinginan Tony Smith selaku pemegang saham mayoritas Central Ricefield Cileungsi dan Central Coast Mariners, lambang tersebut cukup sederhana, berbentuk tameng segilima yang di tengahnya ada bentuk bola berwarna hijau yang berarti sawah dan bola sepak di tengahnya yang melambangkan kami adalah klub sepakbola terdapat angka 1997 mengartikan tanda 1ahir dan tulisan "Central Ricefield Cileungsi F.C." mempertegas nama kami.


Sejarah Stadion:

Lumbung Sinar Harapan Stadium di bangun sejak tahun 1998 dan baru selesai pada tahun 2004, kondisi stadion cukup bagus dengan kapasitas 62.000 kursi dengan 3 tribun umum, 1 tribun VIP, dan 1 ruang khusus untuk media membuat stadion sering di penuhi supporter yang mendukung klub. Di tahun 2006 stadion Lumbung Sinar Harapan mengalami renovasi drainase air karena klub akan mengikuti Nasional Pro2, hanya butuh waktu 5 bulan Stadion Lumbung Sinar Harapan bisa kembali di pakai dan sudah memiliki Standar Internasional.


Harga Tiket Stadion Lumbung Sinar Harapan:
VVIP 1 = Rp 300.000
VVIP 2 = Rp 200.000
VIP Barat = Rp 150.000

VIP Timur = Rp 100.000
kategori 1 = Rp 50.000

kategori 2 = Rp 30.000
kategori 3 = Rp 25.000 
kategori 4 = Rp 20.000



Legenda Klub:


1. M. Ervirdi Rahmat dan Bahana Jagat, seperti yang sudah di jelaskan di atas, mereka berdua adalah pendiri klub ini, keduanya pernah menjadi pemain di tahun 1997-2002 karena karirnya tidak terlalu gemilang mereka memutuskan untuk merawat klub dan menjadi Direktur Tehnik di tahun 2003-2005

2. Andi Jauhari, beliau melegenda dan di kenang namanya karena selain dia pelatih pertama tapi juga karena gaya kepelatihannya yang sangat khas hampir mirip dengan Bill Shankly, menerapkan disiplin tinggi, merekrut banyak putra daerah yang potensial dan menanamkan cinta kepada sepakbola & klub, beliau menjabat di tahun 1997-2004, beliau mengundurkan diri karena alasan di tahun 2004 beliau gagal mempersembahkan gelar juara liga amatir yang sudah ia janjikan kepada supporter, maka dengan terhormat beliau mengundurkan diri.

3. Dedi Usman Ariyanto, Dedi adalah role figur bagi pemain-pemain lainnya, dia mempunyai leadership yang benar-benar bagus dan komunikasi dengan pemain lainnya, Dedi mengagap tim lebih dekat daripada saudara dan lebih besar daripada keluarga, permainannya pun cukup bagus, menjadi winger akselerasinya sungguh menusuk, Dedi sanggup mempersembahkan 42 gol selama 106 pertandingan, karena itu dia menjabat sebagai kapten di tahun 2002. dia bermain sejak 2000-2004, namun di tahun 2005 Dedi di transfer ke Manahan VB Solo karena ingin pulang kampung ke Solo dan merasakan atsmosfer Liga Utama Indonesia, kepindahan Dedi membuat kekecewaan para supporter, penjualan tiket pun menurun dan stadion sepi ketika Central Cileungsi bertanding.


Sejarah Suporter:


Terdapat 2 kubu supporter yang masing-masing mempunyai ciri khas khusus dalam mendukung Central Ricefield Cileungsi F.C. yaitu:

1. The Raisers yang sering meramaikan stadion lewat aksi-aksi nyanyian, koreografi dan lainnya itulah mengapa mereka di namakan The Raisers, kelompok supporter yang selalu berusaha menyinari tim kami! Tim Padi Menguning! The Yellow Knight!

2. The Fire Raisers yaitu kelompok supporter garis keras Central Ricefield Cileungsi F.C. sedikit berbeda dengan The Raisers, mereka lebih sering melakukan aksi-aksi "nekat" untuk klub, tak jarang mereka membuat keributan dan kemacetan di sekitar stadion akibat berpesta usai merayakan kemenangan tim, walaupun sering membuat keributan, klub tidak ingin membubarkan kelompok supporter ini karena "Sepakbola olahraga keras baik di dalam laga maupun di luar laga dan kerasnya laga itu tidak akan pernah reda" perlu di garis bawahi meskipun sepakbola olahraga keras tapi tetap sepakbola bukan olahraga kasar, jika The Fire Raisers sudah berbuat anarkis yang melewati batas maka bukan tidak mungkin klub akan membubarkan kelompok supporter ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar